Kisah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menolak permintaan sahabatnya
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam merupakan uswatun hasanah alias panutan terbaik dalam menjalani kehidupan. la memiliki akhlak mulia dan merupakan rahmat semesta alam. Diriwayatkan dalam hadis shahih, suatu ketika ada sahabat yang datang kepada nabi untuk mengadukan kaum musyrikin yang mengganggu umat muslim. Sahabat tersebut meminta Rasulullah untuk mendoakan agar diturunkan laknat kepada kaum musyrikin.
Bahkan dalam teks hadist tersebut, jelas ditunjukkan bahwa melaknat orang musyrik pun, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam tidak berkenan. Kisah ini merupakan sekelumit kisah kecil dari keteladanan Nabi. Hingga kini, contoh ini bisa dijadikan panutan Penting bagi kita selaku umat Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam untuk selalu mengingat suri teladan mulia ini.
Sahabat itu berharap laknat ditimpakan kepada musuh mereka, mengingat doa Rasulullah adalah doa yang mustajabah. Namun ternyata keinginan sahabat initidak terpenuhi. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam tidak berkenan untuk memintakan laknat kepada Allah ta'ala untuk kaum musyrikin. Malah sebaliknya, Nabi menegaskan bahwa beliau diutus sebagai rasul bukan untuk menjadi tukang laknat. Tetapi sebaliknya, diutusnya beliau adalah untuk menebar rahmat. Menebar kasih sayang untuk semesta alam.
Kisah ini terdapat dalam riwayat hadis shahih riwayat Imam Muslim ( 204-261 H ) : عن أبي هريرة قال قيل يا رسول الله اذغ على المشركين قال إني لم أنقث لقائا وإنما بعث رخمة " ( رواه مسلم ) Artinya : Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra . , dimintakan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam untuk melaknat orang - orang musyrik , maka Rasulullah menjawab : " Sesungguhnya aku diutus bukan untuk menjadi pelaknat , tetapi aku diutus untuk menjadi rahmat . " ( H.R. Muslim ) Imam al - Nawawi ( 631-676 H ) dalam kitab Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa hadis di atas merupakan bukti bahwa melaknat bukanlah kebiasaan seorang muslim . Sebaliknya , seorang muslim harus senantiasa menebar rahmat dan kasih sayang kepada sesama . Baik sesama muslim ataupun dengan pemeluk agama lain
Bahkan dalam teks hadist tersebut, jelas ditunjukkan bahwa melaknat orang musyrik pun, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam tidak berkenan. Kisah ini merupakan sekelumit kisah kecil dari keteladanan Nabi. Hingga kini, contoh ini bisa dijadikan panutan Penting bagi kita selaku umat Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam untuk selalu mengingat suri teladan mulia ini.
Sahabat itu berharap laknat ditimpakan kepada musuh mereka, mengingat doa Rasulullah adalah doa yang mustajabah. Namun ternyata keinginan sahabat initidak terpenuhi. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam tidak berkenan untuk memintakan laknat kepada Allah ta'ala untuk kaum musyrikin. Malah sebaliknya, Nabi menegaskan bahwa beliau diutus sebagai rasul bukan untuk menjadi tukang laknat. Tetapi sebaliknya, diutusnya beliau adalah untuk menebar rahmat. Menebar kasih sayang untuk semesta alam.
Kisah ini terdapat dalam riwayat hadis shahih riwayat Imam Muslim ( 204-261 H ) : عن أبي هريرة قال قيل يا رسول الله اذغ على المشركين قال إني لم أنقث لقائا وإنما بعث رخمة " ( رواه مسلم ) Artinya : Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra . , dimintakan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam untuk melaknat orang - orang musyrik , maka Rasulullah menjawab : " Sesungguhnya aku diutus bukan untuk menjadi pelaknat , tetapi aku diutus untuk menjadi rahmat . " ( H.R. Muslim ) Imam al - Nawawi ( 631-676 H ) dalam kitab Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa hadis di atas merupakan bukti bahwa melaknat bukanlah kebiasaan seorang muslim . Sebaliknya , seorang muslim harus senantiasa menebar rahmat dan kasih sayang kepada sesama . Baik sesama muslim ataupun dengan pemeluk agama lain